Rabu, 14 November 2018

Uji Kepekaan Bakteri Terhadap Antibiotika (Sensitivity Test)

14/11/2018


Nama : Agustina Lesmauli Nazara
NIM    : 1709511007
Kelas  : A



LAPORAN PRAKTIKUM: UJI KEPEKAAN BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIKA (SENSITIVITY TEST) 

A. Teori

       Sensitivity test merupakan uji secara in vitro bakteri sebagai agen penyebab penyakit terhadap antibiotika. Uji ini bertujuan untuk mengetahui pola kepekaan agen bakteri tersebut terhadap antibiotika yang digolongkan sensitif (peka), intermediet, atau resisten. Antibiotika yang efektif digunanakan untuk tindakan terapi adalah antibiotika yang tergolong kategori sensitif sedangkan yang dikategorikan resisten dihindari atau tidak digunakan. Adapun beberapa cara uji bakteri terhadap antibiotika yaitu cara difusi cakram menurut metode Kirby-Bauer, cara penipisan lempeng, dan cara pengenceran tabung. Pada praktikum kali ini cara yang digunakan yaitu cara difusi cakram menurut metode Kirby-Bauer. 

Cara difusi cakram menurut Kirby-Bauer 

      Cara ini paling banyak dipakai untuk menentukan kepekaan terhadap berbagai antibiotika. Metode ini menggunakan antibotika yang dikemas dalam bentuk paper dish. Paper dish tersebut ditempelkan pada permukaan media Mueller Hinton Agar yabg telah dipupuk biakan bakteri yang konsentrasinya menggunakan standar kekeruhan Mac Farland 0,5 dengan estimasi 108 colony forming units per mil. Parameter yang diamati pada uji ini adalah lebar diameter killing zone (zona hambat pertumbuhan bakteri) yang terbentuk pada masing-masing paper dish. Lebar diameter killing zone tersebut kemudian dicocokkan dengan killing zone srandar yang telah ada dalam referensi. 

B. Bahan dan alat 

 Mueller hinton agar 
 Cotton swab steril, 
 Biakan bakteri murni, 
 Reagen Mac Farlamd 0,5; 
 Bouillion, 
 Paper dish, 
 Alkohol 70%, api bunsen, ose, dan tisu.

C. Prosedur Kerja


  • Panaskan ose, tunggu sampai dingin
  •  Inokulasikan 3-10 koloni bakteri yang telah murni ke dalam 4 ml perbrnihan cair (bouollion).
  • Inkubasikan perbenihan tersebut pada suhu 37°C selama 2-5 jam.
  • Amati pertumbuhan bakteri ditandai terjadinya kekeruhan medium lalu dicocokkan dengan standar kekeruhan Mac Farland 0,5. Apabila terlalu keruh maka biakan bakteri ditambahkan larutan bouillion steril sampai kekeruhannya sama, tetapi apabila kurang keruh maka biakan diinkubasikan kembali dan diamati sampai kekeruhannya sama.
  • Setelah kekeruhannya sama, ambil biakan bakteri dengan spuit sebanyak 0,5 ml dan ditanam dalam media. Kemudian biakan bakteri diusapkan secara merata keseluruh permukaan medium Mueller hinton agar plate menggunakan cotton bud. Pemupukan dapat dilakukan 2-3 kali sanpai inokolum (biakan) merata.
  • Tunggu sekitar 5-10 menit, lalu tempelkan antibiotika dalam bentuk paper dish pada permukaan medium biakan dengan jarak >2 cm dari tepi cawan petri, demikian juga dari paper dish yang lain. Pada umumnya satu cawan petri dapat berisi 5 paper dish.
  • Inkubasikan pada suhu 37°C selama semalam.
  • Amati dan catat hasil killing zone yang terbentuk pada masing-masing paper dish.

D. Hasil dan Pembahasan



  Pada praktikum yang dilakukan digunakan biakan bakteri E. coli dan streptococcus untuk diuji kepekaannya terhadap antibiotika. Adapun antibiotika yang digunakan yaitu Clindamycin 10, Bacimycin 10, Streptomycin 10, Doxycyline 30, dan Kanamycin 30.
Adapun hasil yang diperoleh setelah diuji yaitu

Pada biakan bakteri E. coli
  • Clindamycin 10 bakteri memiliki tingkat kepekaan yang tinggi. Dimana minimal diameter zona hambat minimal untuk bakteri sensitif yaitu ≥16 mm. Sedangkan zona yang terbentuk jernih tanpa ada bakteri tumbuh yaitu 28 mm.
  • Bacimycin 10. Pada antibiotika ini juga bakteri memiliki sensitif dapat dilihat dari zona jernih yang terbentuk dengan diameter 25 mm.
  • Streptomycin 10, biakan bakteri intermediet terhadap antibiotika ini dimana zona yang terbentuk itu yaitu 12 mm sesuai dengan standar killing zone pada Streptomycin 10untuk tingkat intermediet yaitu 12-14 mm.
  • Doxycycline 30, bakteri peka terhadap antibiotika ini. Dimana terbentuk zona jernih berdiameter 20 mm, sesuai dengan standar killing zone dari Doxycycline 30 untuk tingkat sensitif yaitu ≥ 16 mm.
  • Kanamycin 30, bakteri resisten terhadap antibiotika ini. Dimana zona yang terbnetuk hanya 10 mm. Sedangkan standar killing zone untuk Kanamycin 30 yang peka yaitu ≥ 17 mm. Bakteri resisten terhadap antibiotika ini bisa terjadi akibat kesalahan saat penanaman paper dish.
Pada biakan bakteri Streptococcus
  • Doxycyline 30, biakan bakteri streptococcus sensitif terhadap antibiotika ini. Dimana zona yang terbentuk yaitu 25 mm sesuai dengan standar killing zone dari Doxycyline 30tingkat pekanya yaitu ≥ 16 mm.
  • Pada biakan bakteri streptococcus ini pemamaman antibiotika Streptomycin 10 dan Clindamycin 10 terjadi kesalahhan dan terkontaminasi sehingga tidak dapat diperoleh hasil yang akurat.

E. Kesimpulan

      Pola kepekaan bakteri ada tiga yaitu peja/sensitif, intermediet, dan resisten. Melalui uji kepekaan dengan metode difusi cakram menunjukkan semakin besar zona 
yang terbentuk maka semakin tinggi tingkat sensitive bakteri terhadap antibiotika tersebut dan jika zona yang terebentuk semakin sempit maka tingkat resisten bakteri terhadap antibiotika yang digunakan juga semakin tinggi.

Thx ♡

RSH Sesetan, Denpasar.