Jumat, 13 April 2018

Fisiologi Respirasi, Pulsus, dan Temperatur Rektal Pada Sapi Bali


Agustina L Nazara

Laporan Praktikum Fisiologi Veteriner II
“Frekuensi Nafas, Pulsus, dan Suhu Tubuh Sapi”


oleh:
1. Agustina Lesmauli Nazara 1709511007
2. Jeremy Christian Luwis 1709511008
3. Salsabila Qutrotu’ain 1709511009
4. I Gst. Ayu Puji Mahasanti 1709511010
5. Ni Komang Ade Juliantari 1709511011






FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018











I. PENDAHULUAN 

      Status faali meliputi respirasi, pulsus, dan temperatur rektal merupakan suatu parameter yang digunakan untuk mengetahui kondisi atau keadaan kesehatan suatu ternak yang dapat dilakukan dengan percobaan langsung. Kondisi status faali ternak merupakan indikasi dari kesehatan dan adaptasi ternak terhadap lingkungannya. Ternak akan selalu beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya, apabila lingkungan dengan suhu dan kelembapan yang tinggi dapat menyebabkan stress (cekaman) karena sistem pengaturan panas tubuh dengan lingkungannya menjadi tidak seimbang. 

1.1 Frekuensi Nafas
 
      Respirasi adalah semua proses kimia maupun fisika dimana organisme melakukan pertukaran udara dengan lingkungannya. Respirasi berfungsi sebagai parameter yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui fungsi organ sampai organ tubuh bekerja secara normal. Fungsi utama pada respirasi yaitu menyediakan oksigen bagi darah dan mengambil karbondioksida dari darah. Pengukuran terhadap parameter fisiologis bisa dilakukan dengan pengukuran respirasi, detak jantung dan temperatur tubuh. Hewan memerlukan suplai O2 secara terus menerus untuk respirasi selular sehingga dapat mengubah molekul bahan bakar yang diperoleh dari makanan. Hewan juga harus membuang CO2 yang merupakan produk buangan respirasi. Untuk memungkinkan terjadinya difusi gas-gas respirasi, diperlukan permukaan respirasi yang luas dan lembab.
 
1.2 Pulsus

      Pulsus dapat disebut juga denyut nadi. Frekuensi pulsus atau denyut jantung dikendalikan oleh sistem organ jantung yang dipengaruhi oleh sistem saraf. Jantung merupakan dua pompa yang menerima darah dalam arteri dan memompakan darah dari ventrikel menuju jaringan kemudian kembali lagi. Pada sapi, pengukuran pulsus dilakukan dengan meraba bagian pangkal ekornya sehingga terasa denyut arteri caudalisnya. kecepatan denyut jantung dapat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, aktivitas tubuh, suhu tubuh, latak geografis, penyakit dan stress. 

1.3 Suhu Tubuh 

      Temperatur tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan pelepas panas tubuh. Indeks temperatur dalam tubuh hewan dapat dilakukan dengan memasukkan termometer rektal ke dalam rektum. Faktor-faktor yang mempengaruhi temperatur tubuh antara lain bangsa ternak, aktivitas ternak, kondisi kesehatan ternak, dan kondisi lingkungan ternak. Perbedaan temperatur tubuh disebabkan oleh kondisi eksternal dan aktivitas.



II. MATERI DAN METODE 

Materi
Sapi Bali (minimal 3)
Termometer Digital 
Stopwatch 
Stetoskop
 
Metode 
Metode yang digunakan yaitu metode langsung pada lapangan yaitu pada sapi disiang hari dan secara tidak langsung yaitu mengukur suhu dengan perhitungan waktu.



III. HASIL PRAKTKUM

Data mengenai hasil praktikum kami sebagai berikut.
No Jenis Sex     Umur Nafas* Pulsus** Temperatur  
1. Sapi Bali   Betina 3th 35     64  37°C
2. Sapi Bali   Betina 3th 37,4    66 37,6°C
3. Sapi Bali   Jantan 4th 38,2   80 38°C
       Rata-rata 3,3 36,9    70.     37,5°C

*Nafas (Kali/menit)  
**Pulpus (Denyut/menit) 





IV. PEMBAHASAN

      Praktikum ini memberikan gambaran bagaimana sapi beradaptasi dengan lingkungannya. Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil frekuensi nafas, denyut nadi (Pulsus), dan temperatur rektal. Hasil yang diperoleh dapat menunjukkan apakah sapi tersebut dalam keadaan normal atau sehat.
Gambar dibawah merupakan anggota-anggota yang bekerja sama dalam melakukan penelitian denyut nadi, frekuensi napas dan temperatur. Praktikum kali ini bertempat di kebun jl. Renon dimana sapi-sapi tersebut dimiliki oleh Bapak Wayan.
Gambar 1. Pengenalan Kelompok

Berdasarkan data yang diperoleh, frekuensi nafas ketiga sapi bali yakni 35, 37,4 dan 38,2. Dan dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa frekuensi nafas dari ketiga sapi tersebut adalah normal. Dimana menurut Duke's (1995) frekuensi nafas yang normal pada sapi yaitu 24-42. Frekuensi nafas yang bervariasi tergantung pada kondisi fisik, aktivitas, suhu lingkungan, dan ukuran tubuh sapi. Ukuran tubuh yang besar memerlukan oksigen dalam jumlah yang besar juga. Frekuensi  nafas ketiga sapi tersebut termasuk tinggi karana pengukurannya yang dilakukan pada siang hari yang menyebabkan frekuensi nafas semakin tinggi.


      Pulsus sapi bervariasi tergantung pada ukuran tubuh, umur, kondisi fisik, pemasukan makanan, suhu lingkungan, dan ruminasi. Menurut Duke's (1995)  keadaan normal denyut jantung sapi adalah 60-70. Berdasarkan praktikum yang dilakukan, kedua sapi betina memiliki pulsus yang normal yakni 64 dan 66. Sedangkan pada sapi jantan melampaui batas normal. Hal ini bisa disebabkan oleh jenis kelamin yang berbeda serta aktivitas yang dilakukan. Sapi yang sakit atau stres, denyut jantungnya akan meningkat untuk waktu tertentu. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan sapi, semakin cepat pula denyut jantung. Sapi dengan ukuran tubuh lebih kecil memiliki denyut nadi yang lebih besar dibandingkan sapi yang lebih besar.
Gambar 2. Pemeriksaan Pulsus Sapi



      Pengukuran suhu tubuh dilakukan dengan memasukkan termometer kedalam rektal kira-kira setengah bagiannya. Menurut Duke’s (1995), temperatur rektal normal sapi adalah 37°C-39°C. Berdasarkan data yang diperoleh dari ketiga sapi yakni 37°C, 37,6°C dan 38°C dapat disimpulkan bahwa temperatur rektal maupun suhu tubuh sapi dalam keadaan normal atau sehat. Temperatur rektal pada ternak dipengaruhi beberapa faktor yaitu temperatur lingkungan, aktifitas, pakan, minuman, dan pencernaan produksi panas oleh tubuh secara tidak langsung tergantung pada makanan yang diperolehnya dan banyaknya persediaan makanan dalam saluran pencernaan.

Gambar 3. Pengukuran Suhu Sapi.




V. SIMPULAN

      Berdasarkan praktikum lapangan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa setiap sapi yang telah di uji memiliki rata-rata nafas 36,9 kali/menit, pulsus 70 kali/menit, dan temperature rektil 37,5˚C. Data tersebut menunjukkan bahwa sapi yang diperiksa secara fisiologis dalam keadaan sehat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain keadaan temperature lingkungan, kelembaban, ketinggian daerah, stress, dan penyakit. 



DAFTAR PUSTAKA 

1. Anggoro, Lintang. 2015.”FISIOLOGI TERNAK ACARA STATUS FAALI”. 11   Januari 2015 
lintangaen.blogspot.co.id/2015/01/laporan-praktikum-fisiologi-ternak.html?m=1 diakses 07 April 2018
2. Aminullah. 2015. “Laporan Praktikum Fisiologi Ternak (acara 1). 02 Maret 2015
https://aminnoah.blogspot.co.id/2015/03/laporan-praktikum-fisiologi-ternak.html?m=1 diakses 07 April 2018


Terimakasih ^_^


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar